Jumat, 12 Juni 2020

Makalah Pemeriksaan Perkiraan Laba Rugi

KATA PENGANTAR

 

 

 

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini  yang berjudul "Pemeriksaan Perkiraan Laba Rugi". Dalam makalah ini membas tentang Laporan laba rugi yang biasa kita temui pada perusahaan kecil maupun perusahaan besar serta prosedur audit yang bener. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Tia Novira Sucipto S.E.Ak.,M.Si, selaku dosen Pengampu mata kuliah Auditing 2, yang memberikan bimbingan serta ilmu yang sangat bermanfaat untuk kami.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kamiharapkan  dari  para  pembaca  guna  untuk   meningkatkan   dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam pengantar ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

 

 

 

 

Medan, 11 Mei 2020

Tim Penulis



DAFTAR ISI

 

 

 

 

  Halaman

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I        PENDAHULUAN

                   1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

                   1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2

                   1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

                   1.4 Manfaat Penulisan..................................................................... 3

BAB II       TINJAUAN TEORITIS

                   2.1 Laporan Keuangan ................................................................... 4

                          2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ..................................... 4

                          2.1.2 Sifat dan Contoh Laba Rugi........................................... 8

                          2.1.2 Tujuan Pemriksaan Laba Rugi...................................... 11

                          2.1.4 Audit Prosedur yang disarankan ................................... 12

                          2.1.5 Pengertian dan Contoh Laba Rugi ................................ 14

                   2.2 Format Laporan Laba Rugi ..................................................... 16

                          2.2.1 Bntuk Laporan Laba Rugi Single Step.......................... 17

                          2.2.2 Bentuk Laporan Laba Rugi Multiple Step.................... 18

BAB III     PENUTUP

                   3.1 Kesimpulan ................................................................................ 21

                   3.2 Saran .......................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHLUAN

 

1.1          Latar Belakang Masalah

 

Perkiraan Laba Rugi (Profit and Loss Accounts) terdiri dari Perkiraan pendapatan operasi, Harga pokok penjualan, Beban operasi, Pendapatan dan beban diluar operasi, dan Pos luar biasa.
Penghasilan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal
.

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang merupakan bagian dari laporan keuangan. Laporan laba rugi wajib disusun oleh suatu perusahaan, apalagi jika perusahaan yang go public maka hukumnya sangat wajib untuk membuat laporan laba rugi. Laporan ini juga memiliki manfaat serta kegunaan yang begitu besar untuk banyak pihak, pada dasarnya laporan laba rugi membantu para pemakai laporan keuangan untuk memprediksi arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan kreditor dapat menggunakan informasi yang terkandung dalam laporan laba rugi untuk mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan, memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan, dan membantu menilai risiko kegagalan perusahaan dalam mencapai arus kas tertentu dimasa yang akan datang.

 

 

 

1.2          Rumusan Masalah

 

a.             Apa itu laporan keuangan?

 

b.            Bagaimana sifat dan contoh laporan laba rugi?

 

c.             Apa saja tujuan pemeriksaan (Audit Objektivitas) Perkiraan laba rugi ?

 

d.            Bagimanakah audit prosedur  yang disarankan?

 

e.             Apa saja pengertian dan contoh laporan laba rugi ?

 

 

 

1.3          Tujuan Penulisan

 

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk

a.                  Mengetahui apa itu Pemeriksaan perkiraan laba rugi.

b.                 Memberikan penjelasan wawasan tentang sifat dan contoh pada laporan laba rugi.

 

c.                  Mengetahui apa saja tujuan dari pemeriksaan perkiraan laba rugi .

d.                 Menganal dan mengetahui audit prosedur yang disarankan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.4          Manfaat Penulisan

 

Hasil dari penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a.                  Mengembangkan wawasan kepada pembaca tentang arti dari pada pemeriksaan perkiraan laba rugi.

b.                 Menngembangkan wawasan mahasiswa dalam pembelajaran audit pemerisaan laba rugi.

c.                  Membantu para pembaca tentang bagaimana audit prosedur yang benar.

d.                 Memberikan wawasan tentang tujuan dari pada pemeriksaan perkiraan laba rugi, dan

e.                  Pada penenulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan acuan dalam penulisan makalah selanjutanya, yaitu Pemeriksaan Perkiraan Laba Rugi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                            BAB II

                                                TINJAUAN TEORITIS

 

 

2.1          Laporan keuangan

 

2.1.1   Pengertian Laporan Keungan

 

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 9: Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Tujuan Laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

 

Perbedaan komponen laporan keuangan antara PSAK No.1 (revisi 1998) dengan PSAK No.1 (revisi 2009), diantaranya :

 

Menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) par 10 : laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :

1.      Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode ;

2.      Laporan laba rugi komprehensif selama periode;

3.       Laporan perubahan ekuitas selama periode ;

4.      Laporan arus kas selama periode ;

5.      Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain ; dan

6.      Laporan posisi keuangan awal periode periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos – pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos – pos dalam laporan keuangannya.

Sementara komponen laporan keuangan lengkap menurut PSAK No.1 (revisi 1998) mencakup :

1.      Neraca

2.      Laporan Laba Rugi

3.      Laporan Perubahan Ekuitas

4.      Laporan Arus Kas

5.      Catatan Atas Laporan Keuangan

Perbedaan signifikan dari komponen laporan keuangan menurut kedua PSAK No.1 (revisi 1998) dengan PSAK No.1 (revisi 2009)  adalah sebagai berikut :

1.      PSAK No. 1 (revisi 2009) mewajibkan entitas untuk menyusun laporan laba rugi komprehensif, yang terdiri dari informasi laba rugi yang biasa dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi menurut PSAK No.1 (revisi 1998) ditambah dengan informasi pendapatan komprehensif lain.

2.       PSAK No.1 (revisi 2009) mewajibkan entitas untuk menyusun Laporan Posisi Keuangan Awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian  kembali pos – pos laporan keuangan atau entitas mereklasifikasi pos – pos dalam laporan keuangannya. Sementara PSAK No.1 (revisi 1998) tidak mensyaratkan laporan tersebut.

Sebelumnya menurut PSAK No.1 (revisi 1998), perusahaan hanya diwajibkan untuk menyusun laporan laba rugi. Sementara menurut PSAK No.1 (revisi 2009), perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan laba rugi komprehensif. Untuk itu, perusahaan wajib mencantumkan komponen pendapatan komprehensif lain dalam laporan laba rugi komprehensif yang disusunnya.

Pendapatan komprehensif berarti seluruh  perubahan ekuitas pemilik perusahaan diluar dari transaksi kontribusi atau distribusi dari dan kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagaimana pemilik perusahaan. Sebelum dikeluarkannya  PSAK No. 1 (revisi 2009), informasi mengenai pendapatan komprehensif lain disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Dengan adanya perubahan ini, maka para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui semua informasi  yang berkaitan dengan perubahan ekuitas pemilik yang bukan berasal dari kontribusi dan distribusi pemilik dalam laporan laba rugi komprehensif.

Komponen pendapatan komprehensif lain sebagaimana tercantum dalam PSAK No.1 (revisi 2009) par.07 mencakup :

1.      Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (revisi 2007) : Aset Tetap dan PSAK 19 (revisi 2009) : Aset tidak berwujud )

2.      Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan PSAK 24 : Imbalan Kerja)

3.      Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan darentitas asing (lihat PSAK 10 (revisi 2009) : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing)

4.      Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran )

5.      Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran ).

Dalam kaitannya dengan format laporan laba rugi komprehensif, entitas dapat menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode dengan memilih salah satu format sebagaimana tercantum dalam PSAK No.1 (revisi 2009) par. 78 berikut :

1.      Dalam bentuk satu laporan laba rugi komrehensif, atau

2.      Dalam bentuk dua laporan 

ü  Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan

ü  Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif)

Jika laporan laba rugi disajikan, maka laporan tersebut merupakan bagian dari komponen laporan keuangan yang lengkap dan disajikan sebelum laporan laba rugi komprehensif. Dalam kaitannya dengan total laba rugi periode berjalan atau “bottom line” laporan, dalam laporan laba rugi (PSAK No.1 (revisi 1998), total laba rugi merupakan komponen laba yang menjadi hak entitas induk, sementara komponen laba untuk kepentingan nonpengendali (dahulu istilahnya minority interests atau hak minoritas ) merupakan pengurang total laba.

Sedangkan dalam laporan laba rugi komprehensif (PSAK No. 1 (revisi 2009)), komponen laba untuk kepentingan nonpengendali tidak lagi disajikan sebagai pengurang laba. Setelah penyajian informasi total laba entitas, maka entitas wajib menyajikan informasi mengenai bagian laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan bagian laba yang dapat diatribusikan kepentingan nonpengendali

 

2.1.2   Sifat dan contoh laba rugi

Perkiraan laba rugi terdiri atas :

ü  Perkiraan pendapatan operasi

ü  Harga pokok penjualan

ü  Beban Operasi

ü  Pendapatan          

ü  Beban diluar Operasi

ü  Pos Luar Biasa

 

Definisi Penghasilan berdasarkan Kerangka dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan  (PSAK No. 23  (revisi 2009)) sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntans dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal entitas dan dikenal dengan bermacam – macam sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.

Menurut Sukrisno Agoes (Auditing buku 2, 2013) Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

 

Menurut PSAK ETAP (IAI, 2009 : 114)

         Entitas harus mengukur pendapatan beradasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima. Nilai wajar tersebut tidak termasuk jumlah diskon penjualan dan potongan volume.

          Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jka semua kondisi berikut terpenuhi :

a.        Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli.

b.        Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai kepada tingkat biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun control efektif barang yang terjual.

c.         Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

d.        Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke dalam entitas.

e.         Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secara andal.

Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi

berikut :

ü  Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal

ü  Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas

ü  Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal

ü  Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal

SAK ETAP (IAI, 2009 : 121)

Bunga, Royalti dan Dividen

Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan aset oleh entitas yang lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen atas dasar yang ditetapkan ketika :

a.      ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir entitas kepada entitas dan;

b.       jumlah pendapatan harus diukur secara andal

Entitas harus mengakui pendapatan atas dasar :

a.      bunga harus diakui secara akrual

b.       royalti harus diakui dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian yang relevan

c.       dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran telah terjadi.

 

2.1.3   Tujuan Pemeriksaan (Audit Objektives) Perkiraan Laba Rugi

Tujuan pemeriksaan perkiraan laba rugi, ialah:

1.      Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas pendapatan dan beban termasuk apakah perusahaan menggunakan acrual basis untuk mencatat pendapatan maupun beban.

2.      Untuk memeriksa apakah semua pendapatan yang menjadi hak perusahaan telah dicatat di buku perusahaan, dan apakah pendapatan yang dicatat betul – betul merupakan hak perusahaan dengan menggunakan cut-off yang tepat.

3.      Untuk memeriksa apakah semua biaya  yang menjadi beban perusahaan telah dicatat di buku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat betul – betul merupakan beban perusahaan, dengan memperhatikan cut-off yang tepat.

4.       Untuk memeriksa apakah terdapat fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maupun jika dibandingkan bulan per bulan atau jika dibandingkan dengan anggaran pendapatan dan beban.

5.      Untuk memeriksa apakah pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS

 

 

 

 

 

2.1.4   Audit Prosedur Yang disarankan

1.      Pelajari dan evaluasi internal control atas pendapatan dan biaya. (gunakan internal control quetionnaires, flow chart atau narrative memo)

2.      Minta rincian laporan laba rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review procedures. Buat analisis  rasio dan hitung juga ROI dan ROE. Rasio yang dihitung untuk tahun yang diperiksa dibandingkan denga rasio tahun lalu dan rasio industri.

3.       Minta rincian laba rugi untuk periode yang diperiksa, yang dibandingkan dengan budget untuk periode yang sama.  Hitung variance yang terjadi dalam rupiah maupun persen. Viarance yang jumlahnya material harus diselidiki sebab-sebabnya. Dari analisis variance tersebut kemungkinan bisa diketahui seandainya perusahaan melaporkan angka yang tidak sebenarnya dengan tujuan agar  tidak terjadi penyimpangan yang besar dari budget yang sudah ditetapkan. Misalnya window dressing penjualan, pergeseran mata anggaran atau pergeseran waktu pencatatan.

4.      Minta rincian penjualan menurut jenis barangnya atau menurut area penjualannya yang mencantumkan  kuantitas barang yang dijual maupun nilai uangnya selama setahun (dibuat per bulan). Kemudian bandingkan kuantitas yang dijual, secara tes basis, dengan pengeluaran barang yang tercatat pada kartu persediaan.

5.      Periksa cut - off penjualan, untuk mengetahui ada atau tidaknya pergeseran waktu pencatatan penjualan. Periksa cut-off pembelian, untuk mengetahui adanya pergeseran waktu pencatatan pembelian.

6.      Periksa subsequent payment untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded liabilities. Periksa juga subsequent collection untuk mengetahui kemungkinan adanya unrecorded receivables.

7.      Buat analisis terhadap beberapa perkiraan biaya atau pendapatan yang kemungkinan bisa ditanyakan oleh pihak pajak atau diperlukan dalam pengisian SPT untuk membuat koreksi fiskal, atau yang memungkinkan timbulnya contingent liability.

8.      Untuk biaya – biaya dan pendapatan yang ada kaitannya dengan pajak harus diperiksa apakah peraturan perpajakan yang berlaku telah ditaati.

9.      Khusus untuk biaya gaji :

a)      periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan, kemudian tes perhitungan PPh 21 untuk mengetahui apakah perhitungannya sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b)     Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan laba rugi dengan SPT PPh 21. (perhatikan apakah PPh 21 ditanggung karyawan atau perusahaan)

c)      Secara tes basis bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dengan personnel file untuk mengetahui apakah jumlah gaji, status keluarga sama atau tidak.

d)     Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji (biasanya dilakukan pada perusahaan yang pegawainya sangat banyak) untuk mengetahui apakah ada  pegawai yang  fiktif.

10.         Periksa apakah penyajian pos – pos laba rugi sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keungan ETAP/PSAK/IFRS.

 

2.1.5   Pengertian dan Contoh Laporan Laba Rugi

Pada dasarnya yang dimaksud dengan laporan laba rugi adalah suatu bagian dari laporan keuangan yang memuat dan menyediakan informasi tentang ukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terkandung dalam laporan laba rugi meliputi semua transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.

Singkatnya, informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi sangat membantu para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja masa lalu dan memberikan gambaran tentang pencapaian arus kas perusahaan yang mungkin dapat dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Namun yang perlu diingat, laporan laba rugi memang sangat bermanfaat tapi manfaat itu tidak akan didapatkan jika laporan laba rugi disusun dengan tidak benar, sehingga dalam proses penyusunan harus dilakukan dengan benar, tepat, dan apa adanya tanpa ada yang ditambah-tambahkan dan dikurang-kurangkan.

 Sebelum anda melangkah lebih jauh dalam menyusun laporan laba rugi, ada baiknya anda pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan laporan laba rugi dan seperti apa contoh laporan laba rugi yang berkualitas itu, nah pembahasan di bawah ini mungkin akan membantu anda memahaminya.

Pendapatan: adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva perusahaan atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduannya) selama suatu periode yang ditimbulkan oleh pengiriman/penjualan/produksi barang, penyediaan jasa, serta aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama perusahaan.

Beban: adalah arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva perusahaan atau penambahan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) selama periode waktu tertentu yang ditimbulkan oleh pengiriman dan produksi barang, penyediaan jasa, serta aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama perusahaan.

Keuntungan: adalah kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. Sedangkan yang dimaksud dengan kerugian adalah penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.

Pentingnya pelaporan unsur-unsur laporan laba rugi ini tidak bisa diremehkan, bagi sebagian besar pengambil keputusan suatu bagian dari laporan keuangan seringkali lebih berguna dari laporan keuangan secar keseluruhan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa investor dan kreditor berkepentingan dalam meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian laba serta arus kas masa depan. Karena unsur-unsur laporan laba rugi disajikan dalam tampilan yang memadai dan dapat dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya, maka pengambil keputusan akan lebih mudah dalam menilai laba dan arus kas masa depan.

2.2         Format Laporan Laba Rugi

Dalam menyusun laporan laba rugi, dapat disusun dengan dua format yaitu format bentuk langsung (single step) dan format bentuk bertahap (multiple step). Saat ini lebih banyak perusahaan yang menggunakan format langsung karena penyajiannya lebih sederhana dan ringkas, sedangkan bentuk bertahap penyajiannya lebih rumit namun dapat memberikan informasi yang lebih rinci.

2.2.1    Contoh laporan laba rugi bentuk langsung (single step)

PT. ABC

Laporan Laba-Rugi

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016

Pendapatan:

Penjualan bersih                                              Rp 2.972.413.000

Pendapatan dividen                                        Rp 98.500.000

Pendapatan sewa                                            Rp 72.910.000___

Total pendapatan                                            Rp 3.143.823.000

 

Beban:

Harga pokok penjualan                                   Rp 1.982.541.000

Beban penjualan                                              Rp 453.028.000

Beban administrasi                                          Rp 350.771.000

Beban bunga                                                   Rp 126.060.000

Beban pajak penghasilan                                 Rp 66.934.000___

Total beban                                                     Rp 2.979.334.000

Laba bersih                                                      Rp 164.489.000

Laba per saham biasa                                      Rp 1.740

 

 

 

 

 

2.2.2   Contoh laporan laba rugi bentuk bertahap (multiple step)

 

PT. ABC

Laporan Laba-Rugi

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016

Pendapatan penjualan:

Penjualan                                                                     Rp 3.053.081.000

Diskon penjualan                                Rp 24.241.000

Retur penjualan dan penurunan harga            Rp 56.427.000 (+)

Jumlah                                                 Rp 80.668.000 (-)_

Pendapatan penjualan bersih                                       Rp 2.972.413.000

Harga pokok penjualan:

Persediaan barang dagang awal          Rp 461.219.000

Pembelian                                            Rp 1.989.693.000

Diskon pembelian                               Rp 19.270.000 (-)

Pembelian bersih                                                         Rp 1.970.423.000

Biaya angkut dan transportasi-masuk                         Rp 40.612.000 (+)

Total                                                                            Rp 2.011.035.000 (+)

Total barang dagang yang tersedia untuk dijual         Rp 2.472.254.000

Persediaan barang dagang akhir                                 Rp 489.713.000 (-)

Harga pokok penjualan                                               Rp 1.982.541.000 (-)

Laba kotor atas penjualan                                           Rp 989.872.000

 

 

Beban operasi:

Beban penjualan:

Gaji dan komisi penjualan                               Rp 202.644.000

Gaji kantor-penjualan                                      Rp 59.200.000

Travel dan hiburan                                          Rp 48.940.000

Beban iklan                                                     Rp 38.315.000

Beban angkut dan transportasi-keluar                        Rp 41.209.000

Beban perlengkapan pengiriman                     Rp 24.712.000

Perangko                                                         Rp 16.788.000

Penyusutan peralatan penjualan                      Rp 9.005.000

Beban telepon dan internet                             Rp 12.215.000 (+)

Total                                                                                        Rp453.028.000

Beban administrasi:

Gaji pejabat                                                     Rp 186.000.000

Gaji kantor                                                      Rp 61.200.000

Beban jasa hukum dan professi                      Rp 23.721.000

Beban utilitas                                                  Rp 23.275.000

Beban asuransi                                                Rp 17.029.000

Penyusutan bangunan                                     Rp 18.059.000

Penyusutan peralatan kantor                           Rp 16.000.000

Stasioner, perangko dan perlengkapan           Rp 2.875.000

Beban kantor rupa-rupa                                  Rp 2.612.000 (+)

Jumlah beban Adm.                                        Rp 350.771.000 (+)

Total                                                                Rp 803.799.000 (-)­­_

Laba dari operasi                                             Rp 186.073.000

 

 

Pendapatan dan keuntungan lainnya:

Pendapatan dividen                                        Rp 98.500.000

Pendapatan sewa                                            Rp 72.910.000 (+)

Jumlah pendapatan                                         Rp 171.410.000 (+)

Total                                                                Rp 357.483.000

Beban dan kerugian lainnya:

Bunga obligasi dan wesel                               Rp 126.060.000 (-)

Laba sebelum pajak-penghasilan                     Rp 231.423.000

Pajak penghasilan                                            Rp 66.934.000 (-)

Laba bersih                                                      Rp 164.489.000

Laba per saham biasa                                      Rp 1.740

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

                                   PENUTUP

 

 

3.1          Kesimpulan

 

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan:

 

Perkiraan Laba Rugi (Profit and Loss Accounts) terdiri dari :

a)        Perkiraan pendapatan operasi 

b)        Hargapokok penjualan

c)         Beban operasi

d)        Pendapatan dan beban diluar operasi

e)          Pos luar biasa.

Disamping itu, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap perkiraan laba rugi sesuai dengan prosedur pemeriksaan perkiraan laba rugi yang berlaku. Dimana tujuan dari pemeriksaan perkiraan laba rugi  adalah sebagai berikut :

1.        Keberadaan internal control pendapatan dan beban, termasuk pencatatan secara accrual basis terhadap pendapatan dan beban

2.        Pencatatan pendapatan dan biaya yang menjadi hak perusahaan dengan menggunakan cut-off tepat

3.        Adanya fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bulan per bulan atau dengan anggaran pendapatan dan beban

4.        Penyajian permodalan/ekuitas di Neraca sudah sesuai dengan PSAK/PABU dan hal penting diungkapkan dalam catatan laporan keuangan

 

 

3.2      Saran

 

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diusulkan saran sebagai berikut:

a)   Pada saat auditor melakukan pemeriksaan perkiraan laba rugi disuatu peusahaan, ada baiknya seorang auditor memperhatikan laporan laba rugi perusaah tersebut dengan baik dan benar. dan juga harus mematuhi kode etik akuntan publik dalam melaksanakan proses pemeriksaan perkiraan laporan laba rugi.

b)   Hasil analisis makalah ini diharapkan akan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dengan topic utama yang sama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bentuk Akun dan Saldo Normal Pada Akuntansi | Part 2

Video ini membahas tentang, bagaimana Format bentuk akun dalam pembuatan buku Besar, dan juga membahas Saldo Normal pada Akuntansi, yang te...